Senin, 29 November 2010

HUBUNGI KAMI

M U K H L I S   A G E N C Y
Komp. Sukamenak Indah L – 6
Jl. Kopo KM 07 Sukamenak Margahayu Bandung 40227
HP: 0813 9526 9942, 0858 6045 8672, 0818 0204 9795
Blog: http://cdhadits.blogspot.com, http://cdensiklopedihadits.blogspot.com 
Email: abdillahabu832@gmail.com
Bank: BRI Unit Sukamenak Bandung 0774 01 000 685 508 a/n Uswatun Chasanah

HARGA

Hanya dengan Rp. 389.000 (versi baru/edisi revisi), anda dapat menikmati sajian Hadits-hadits dari 9 KITAB HADITS mu'tabar berikut TERJEMAHnya dalam bahasa Indonesia. Sungguh harga yang fantastis murah jika dibanding beli kitab aslinya yang berjilid-jilid yang harganya jutaan rupiah.

Hayo buruan beli .........

Bea kirim menyesuaikan jauh-dekatnya alamat tujuan

KAMI MELAYANI GROSIR DAN ECERAN

TAMPILAN AWAL

TAMPILAN BAGIAN LAIN

DEFINISI2 DALAM ILMU HADITS

Beberapa Definisi dalam Ilmu Mushthalah Hadits

Mushthalahul Hadits: ilmu tentang dasar dan kaidah untuk mengetahui keadaan seorang perawi dan yang diriwayatkannya dari segi diterima dan ditolaknya. Objeknya: sanad dan matan dari segi diterima dan ditolaknya. Faidahnya: membedakan antara Hadits-hadits yang shahih dengan Hadits-hadits yang sakit (cacat).

Hadits: sesuatu yang disandarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam baik berupa perkataan atau perbuatan atau taqrir atau sifat.

Khabar: pengertiannya sama dengan Hadits, dengan demikian ia didefinisikan sama seperti Hadits.
Ada juga yang berpendapat bahwa Khabar adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau yang selainnya. Dengan demikian pengertiannya lebih umum dan luas.

Atsar: suatu yang disandarkan kepada sahabat dan tabi’in (generasi setelah sahabat).
Terkadang Atsar dimaksudkan dengan sesuatu yang disandarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (hadits) apabila dalam satu kalimat ia disertakan kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti perkataan: “Dan dalam Atsar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam”.

Hadits Qudsi: Hadits yang diriwayatkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Rabbnya (Allah Subhaanahu wa Ta’ala). Hadits Qudsi dinamakan juga Hadits Rabbani dan Hadits Ilaahi.

Adakah Hadits Qudsi yang tidak shahih?

Apa itu Sanad?

Apa itu Matan?

Apa itu Musnad?

Apa itu Musnid?

Apa itu Muhaddits?

Jawabannya ada di dalam CD !!!

PEMBAGIAN HADITS 01

PEMBAGIAN HADITS BERDASAR SISI KUAT-LEMAHNYA

Pembagian Hadits Ahad dilihat dari sisi kuat dan lemahnya Hadits terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Maqbul: Hadits yang mempunyai indikasi kuat kejujuran orang yang meriwayatkannya/membawakannya.
2. Mardud (tertolak): Hadits yang tidak jelas kejujuran orang yang meriwayatkannya/membawakannya.

Secara garis besar Hadits maqbul terbagi menjadi 2, yaitu shahih dan hasan. Hadits shahih terbagi menjadi 2, yaitu shahih lidzatihi dan shahih lighairihi. Dan Hadits hasan juga terbagi menjadi 2, yaitu hasan lidzatihi dan hasan lighairihi.

Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:

Hadits Shahih: Hadits yang sanadnya bersambung, yang diriwayatkan oleh rawi yang adil dan memiliki hafalan yang kuat dari rawi yang semisalnya sampai akhir sanad, serta tidak syadz dan tidak pula memiliki illat.

Sanad bersambung: bahwa setiap perawi mengambil Hadits secara langsung dari perawi yang berada diatasnya, kondisi seperti ini berlaku dari permulaan sanad sampai akhirnya.

Perawi yang adil: bahwa semua perawinya mempuyai sifat al-‘adalah,’ tidak fasik dan tidak mempunyai karakter yang tidak beretika.

Al-‘adalah: potensi (baik) yang dapat membawa pemiliknya kepada taqwa, dan (menyebabkannya mampu) menghindari hal-hal tercela dan segala hal yang dapat merusak nama baik dirinya dalam pandangan orang banyak. Predikat ini dapat diraih seseorang dengan syarat-syarat: Islam, baligh, berakal sehat, taqwa, dan meninggalkan hal-hal yang merusak nama baik.

Memiliki hafalan yang kuat: bahwa setiap perawi mempunyai hafalan yang kuat, baik hafalan yang ada di dalam dada maupun hafalan yang menggunakan bantuan buku.

Tidak syadz: bahwasanya Hadits tersebut tidak syadz (nyeleneh/menyelisihi yang lebih kuat).

Tidak memiliki ‘illat: Hadits tersebut tidak cacat. Dan ‘illat adalah sebab yang samar yang terdapat di dalam Hadits yang dapat merusak keshahihannya.

Shahih Lidzatihi: Hadits yang shahih berdasarkan persyaratan shahih yang ada di dalamnya, tanpa membutuhkan penguat atau faktor eksternal.

Shahih Lighairihi: Hadits yang hakikatnya adalah hasan, dan karena didukung oleh Hadits hasan yang lain, maka statusnya menjadi shahih lighairihi.

Ash-Shahihain: Dua kitab shahih yaitu Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.

Asy-Syaikhain: Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Hadits Hasan: Hadits yang sanadnya bersambung, yang diriwayatkan oleh rawi yang adil dan memiliki hafalan yang sedang-sedang saja (khafif adh-dhabt) dari rawi yang semisalnya sampai akhir sanad, serta tidak syadz dan tidak pula memiliki illat.

Hasan Lidzatihi: Hadits yang hasan berdasarkan persyaratan hasan yang ada di dalamnya, tanpa membutuhkan penguat atau faktor eksternal.

Hasan Lighairihi: Hadits yang hakikatnya adalah dha’if, dan karena didukung oleh hadits dha’if yang lain, maka dia menjadi hasan lighairihi.

Hadits yang tertolak: Hadits yang tidak jelas kejujuran orang yang meriwayatkannya/membawakannya. Itu bisa terjadi karena ketiadaan satu syarat atau lebih dari syarat-syarat sebuah Hadits.

Sebab-sebab tertolaknya hadits ada banyak, tetapi secara garis besar bisa diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
1. Gugur dari sanad
2. Terindikasi cacat atau tertuduh pada seorang perawi.
Secara keumumam semua itu disebut dengan Hadits dha’if.


Hadits Dha’if: Hadits yang tidak memenuhi syarat Hadits maqbul (yang diterima dan dapat dijadikan hujjah), dengan hilangnya salah satu syarat-syaratnya.

Para ulama’ berbeda pendapat dalam hal mengamalkan hadits dha’if. Adapun pendapat yang dipegang oleh jumhur ulama’ adalah bahwasanya dianjurkan mengamalkannya dalam hal fadhailul a’mal, akan tetapi harus memenuhi tiga syarat sebagaimana yang diterangkan oleh Ibnu Hajar:
1. Dha’ifnya tidak parah;
2. Menginduk di bawah ushul yang dapat dijadikan sebagai landasan amal; dan
3. Ketika mengamalkannya tidak meyakini keotentikan Hadits tersebut.

Lebih detailnya bisa dibuka di dalam CD....

PEMBAGIAN HADITS 02

PEMBAGIAN HADITS MENURUT JALAN PERIWAYATANNYA

Pertama: Hadits Mutawatir
Hadits Mutawatir ialah Hadits yang diriwayatkan oleh sekumpulan orang yang mustahil mereka sepakat berdusta menurut adat dan mereka menyandarkannya kepada sesuatu yang nyata.

Mutawatir terbagi dua:
1. Mutawatir lafadz dan makna (mutawatir lafzhy wal ma’nawy)
2. Mutawatir makna (mutawatir ma’nawy).

Hadits Mutawatir lafadz dan makna ialah Hadits yang diriwayatkan oleh para rawi yang sama, baik lafadz atau maknanya.

Hadits Mutawatir makna ialah Hadits yang telah diriwayatkan oleh para perawi yang sama secara makna saja dan tiap-tiap Hadits mempunyai makna khusus.

Faidah Hadits mutawatir terbagi dua yaitu:
1. Ilmu artinya sudah dipastikan benar penasabannya kepada orang yang menukil darinya.
2. ‘Amal artinya mengamalkan dari apa-apa yang terdapat di dalamnya dengan membenarkan apabila ia berbentuk khabar (berita) dan merealisasikan apabila ia berbentuk tuntunan.

Kedua: Hadits Ahad
Hadits Ahad ialah lawan dari Hadits mutawatir. Yaitu Hadits yang sanadnya tidak mencapai derajat mutawatir.

Hadits Ahad terbagi 3 menurut jalan periwayatannya:
1. Hadits Masyhur: Hadits yang memiliki jalan-jalan periwayatan yang terbatas, lebih dari 2 jalan dan tidak mencapai derajat mutawatir.
2. Hadits Aziz: Hadits yang diriwayatkan hanya oleh 2 orang perawi saja.
3. Hadits Gharib: Hadits yang diriwayatkan sendirian oleh 1 orang rawi dalam salah satu periode rangkaian sanadnya.

Penjelasan lebih lanjut tentang pembagian Hadits, ada di dalam CD

Kamis, 25 November 2010

HUBUNGI KAMI

MUKHLIS AGENCY
Komp. Sukamenak Indah  L – 6
Jl. Kopo KM 07 Sukamenak Margahayu Bandung 40227
HP: 0813 9526 9942, 0858 6045 8672, 0818 0204 9795
Web/Blog: http://cdhadits.blogspot.com, http://cdensiklopedihadits.blogspot.com  Email: abdillahabu832@gmail.com
Bank: BRI Unit Sukamenak Bandung 0774 01 000 685 508 a/n Uswatun Chasanah

URGENSI ILMU HADITS (artikel lepas 01)

Salah satu kelebihan Islam dari agama yang lain adalah ilmu Hadits. Dalam ilmu Hadits otentikasi kabar sangat diperhatikan. Tidak sembarang mendengar lalu disampaikan dan disebut sebagai perkataan Rasulullah saw.. Setiap Hadits melewati proses-proses ilmiah dan kajian teliti oleh para ahli Hadits sehingga bisa diambil kesimpulan Hadits tersebut bisa diterima atau tidak. Maka orang-orang yang meremehkan Hadits atau tidak mau menerima Hadits, atau tidak peduli tentang shahih atau dhaif-nya, maka orang ini telah menghina usaha para ahli Hadits yang mencurahkan hidup mereka untuk meneliti Hadits.

Kenapa disebut sebagai kelebihan ummat Islam? Karena keilmiahan dalam beragama seperti ini tidak ditemukan dalam agama lain. Misalnya jika ditanyakan apa dasarnya ummat Kristen beribadah dengan bernyanyi-nyanyi di gereja? Apakah Nabi Isa ‘alaihissalam mengajarkannya? Apakah bisa diteliti secara ilmiah bahwa beliau mengajarkannya? Mereka akan menjawab “tidak”. Juga bentuk-bentuk ibadah mereka yang lain. Maka perhatikan, seorang muslim yang membuat perkara baru dalam agama tidak ubahnya seperti perilaku orang-orang non-muslim yang beragama tanpa dasar.

Dan di zaman ini kita melihat waqi’ (kenyataan) yang memprihatinkan. Dimana semakin sedikit ummat muslim yang mau mempelajari Hadits. Membacanya, menghafalnya, membaca kitab-kitab para ulama Hadits, bahkan ummat muslim sekarang sudah alergi menuliskan Hadits. Kami menemukan beberapa website yang mengaku Islami namun mereka terkesan tidak mau banyak-banyak menuliskan Hadits dengan alasan nanti kurang gaul, nanti orang awam malas membaca, nanti begini dan begitu. Malah mereka mengisi websitenya, berbicara tentang agama dengan dasar perkataan orang-orang filsafat atau hasil buah pikirnya sendiri. Wal’iyaadzu billaah.

Sampai-sampai Imam Syafi’i menganggap tercela orang-orang yang ‘alergi’ dengan Hadits. Imam Asy-Syafii berkata: “Demi umurku, soal ilmu Hadits ini termasuk tiang agama yang paling kukuh dan keyakinan yang paling teguh. Tidak digemari untuk menyiarkannya selain oleh orang-orang yang jujur lagi taqwa, dan tidak dibenci untuk menyiarkannya selain oleh orang-orang munafiq lagi celaka.” (Lihat Ikhtisar Mushthalahul Hadits)

Sudah dikabarkan oleh Rasulullah akan ada orang-orang yang berbicara tentang agamanya tanpa ilmu (Al-Qur’an dan As-Sunnah): “Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dengan mencabutnya dari setiap hamba namun Allah mencabutnya dengan mematikan orang-orang ‘alim. Sehingga di saat Allah tidak menyisakan seorangpun dari mereka, manusia akan mengangkat orang-orang jahil sebagai pemimpin mereka. Mereka ditanya lalu merekapun berfatwa tanpa dasar ilmu sehingga sesat dan menyesatkan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dan bila kita lihat waqi’ yang lain, sebagian besar penyimpangan-penyimpangan dalam agama dikarenakan mereka tidak mau mempelajari Hadits atau tidak mau menerima Hadits. Misalnya Hadits tentang bid’ah, banyak diantara kaum muslimin, juru da’wah, pondok-pondok pesantren tidak mau mengajarkan Hadits ini. Padahal Hadits ini sangat masyhur (terkenal) dikalangan para ulama’ dan menghasilkan banyak kaidah-kaidah fiqhiyyah ushuliyyah (kaidah-kaidah dasar fiqih). Namun mereka tidak mau berlapang dada menerimanya dan tidak mau mengajarkannya dengan berbagai alasan, misalnya mereka beralasan bila Hadits ini diajarkan akan memecah-belah ummat. Subhanallah! Hadits Rasulullah dikatakan dapat memecah-belah ummat?? Padahal Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang berumur panjang setelah aku wafat, niscaya ia akan menemui banyak perselisihan. Maka hendaknya kalian berpegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah kholifah-kholifah yang telah mendapat petunjuk lagi cerdik. Berpegang eratlah kalian dengannya, dan gigitlah dengan geraham kalian“. (Riwayat Ahmad 4/126; Abu Dawud 4/200 Hadits no. 4607; At-Tirmizy 5/44 Hadits no. 2676; Ibnu Majah 1/15 Hadits no. 42; Al-Hakim 1/37 Hadits no. 4; dll.)

Sunnah Rasulullah tidaklah memecah-belah ummat, namun sebaliknya mempersatukan ummat! Karena konsep persatuan Islam bukanlah bersatunya badan, kumpul-kumpul, senyum-senyum, sementara di hati mereka memiliki keyakinan berbeda-beda. Yang satu aqidahnya benar, yang lain suka pakai jimat, yang lain tidak mengakui sifat Allah, yang lain suka shalat di kuburan, trus kumpul disatu majlis atau perkumpulan, inikah persatuan? Demi Allah bukan seperti ini. Bahkan inilah model persatuan ala Yahudi.
Allah berfirman: “Permusuhan di antara mereka (Yahudi) sendiri sangat tajam. Kamu mengira mereka itu bersatu, padahal hati mereka berpecah-belah. Itulah karena mereka kaum yang tidak mau berpikir.” (QS. Al-Hasyr [59]: 14)

Karena persatuan Islam yang benar adalah berpegang teguhnya setiap muslim pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, sampai-sampai Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu berkata: “Al-Jama’ah (persatuan) itu ialah setiap yang sesuai dengan al-haqq (Al-Qur’an dan As-Sunnah) walau engkau seorang diri. ”

Agama ini memiliki 2 sumber hukum, Al-Qur’an dan Hadits. Dan hampir semua bagian dari agama ini rinci-rinciannya dijelaskan dalam Hadits. Jika kita enggan mempelajari Hadits, bagaimana mungkin kita bisa bergama dengan benar? Apakah kita beragama dengan bermodal pengetahuan umum saja? Shalat asal shalat, puasa asal puasa. Dan tahukah antum berapa jumlah Hadits? Banyak, ribuan, atau ratusan ribu. Bahkan jika seseorang meluangkan hidupnya hanya untuk belajar Hadits tidak akan bisa mempelajari semuanya. Dan demikianlah kehidupan orang-orang shalih terdahulu (para sahabat, tabi’in dan yang mengikuti mereka), mereka menghabiskan waktu mereka belajar dien, mencari Hadits ke berbagai penjuru dunia, tidak berhenti hingga ajal mereka tiba.

Maka kami menasehatkan kepada saudaraku seiman, agar bertaqwa kepada Allah dan bersemangat dalam mempelajari ilmu dien. Cukuplah kita renungkan perkataan Sufyan Ats-Tsauri: “Saya tidak mengenal ilmu yang lebih utama bagi orang yang berhasrat menundukkan wajahnya di hadapan Allah selain daripada ilmu Hadits. Orang-orang sangat memerlukan ilmu ini, sampai kepada soal-soal kecil sekalipun, seperti makan dan minum, memerlukan petunjuk dari Al-Hadits. Mempelajari ilmu Hadits lebih utama daripada menjalankan shalat sunnah dan puasa sunnah, kerana mempelajari ilmu ini adalah fardu kifayah, sedangkan shalat sunnah dan puasa sunnah hukumnya sunnah.”

(sumber: http://mii.fmipa.ugm.ac.id/?p=248 dengan editing seperlunya)

KUMPULAN HADITS. Yakni pengelompokan Hadits berdasarkan kategori seperti Hadits Qudsi, Hadits Mutawatir, Hadits Marfu’, dll.

LEGENDA. Yakni keterangan warna tentang status para perawi seperti tsiqoh, maqbul, buruk hapalan, dll.

JALUR SANAD. Memaparkan secara runut urutan rawi2 dalam sanad dari level mushannif hingga shahabat

BIOGRAFI IMAM HADITS. Berisi biografi Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Tirmidzi, Imam Nasa’i, Imam Ibnu Majah, Imam Ahmad, Imam Malik, dan Imam Darimi.

BIOGRAFI IMAM BUKHARI

Nama beliau
Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah. Kuniyah (julukan) beliau: Abu Abdillah.

Nasab beliau
1.    Al-Ju’fi. Nisbah Al-Ju’fi adalah nisbah arabiyyah. Penyebabnya adalah, bahwasanya Al-Mughirah, kakek Bukhari yang kedua, masuk Islam berkat bimbingan dari Al-Yaman Al-Ju’fi. Maka nisbah beliau kepada Al-Ju’fi adalah nisbah perwalian.
2.    Al-Bukhari. Yang merupakan nisbah kepada negeri Imam Bukhari dilahirkan.

Tempat dan Tanggal lahir
Beliau dilahirkan pada hari Jum’at ba’da shalat Jum’at pada 13 Syawwal 194 H. di Bukhara.

Masa kecil beliau

Beliau dididik dalam keluarga yang berilmu. Bapaknya adalah seorang ahli Hadits, akan tetapi tidak termasuk ulama’ yang banyak meriwayatkan Hadits. Bukhari menyebutkan di dalam kitab Tarikh Kabirnya, bahwa bapaknya telah melihat Hammad bin Zaid dan Abdullah bin Al-Mubarak, dan dia telah mendengar dari Imam Malik, karena itulah dia termasuk ulama’ bermadzhab Maliki. Ayahnya wafat ketika Bukhari masih kecil, sehingga dia pun diasuh oleh sang ibu dalam kondisi yatim. Akan tetapi ayahnya meninggalkan Bukhari dalam keadaan yang berkecukupan dari harta yang halal dan berkah. Ayahanda Imam Bukhari berkata ketika menjelang wafatnya: “Aku tidak melihat satu dirham pun yang haram dari hartaku dan tidak pula satu dirham pun yang syubhat dari hartaku.” Maka dengan harta tersebut Bukhari menjadikannya sebagai media untuk sibuk dalam menuntut ilmu. Ketika menginjak usia 16 tahun, dia bersama ibu dan kakaknya mengunjungi kota suci, kemudian dia tinggal di Makkah dekat dengan Baitulah beberapa saat guna menuntut ilmu.

Kisah hilangnya penglihatan beliau
Di masa kecilnya, kedua mata Bukhari buta. Suatu ketika ibunya bermimpi melihat Khalilullah Nabi Ibrahim ‘alaihis sallam berujar kepadanya: “Wahai ibu, sesungguhnya Allah telah memulihkan penglihatan putramu karena banyaknya do’a yang engkau panjatkan kepada-Nya.” Menjelang pagi hari ibu imam Bukhari mendapati penglihatan anaknya telah sembuh. Dan ini merupakan kemuliaan Allah subhanahu wa ta’ala yang di berikan kepada imam Bukhari di kala kecilnya.

Kecerdasan dan kejeniusan beliau
    Kecerdasan dan kejeniusan Bukhari nampak semenjak masih kecil. Allah menganugerahkan kepadanya hati yang cerdas, pikiran yang tajam, dan daya hafalan yang sangat kuat. Sedikit sekali orang yang memiliki kelebihan seperti dirinya pada zamannya. Ada satu riwayat yang menuturkan tentang dirinya, bahwasanya dia menuturkan: “Aku mendapatkan ilham untuk menghafal Hadits ketika aku masih berada di sekolah baca-tulis.” Maka Muhammad bin Abi Hatim bertanya kepadanya: “Saat itu umurmu berapa?”. Dia menjawab: “Sepuluh tahun atau kurang dari itu. Kemudian setelah lulus dari sekolah akupun bolak-balik menghadiri majelis Hadits Ad-Dakhili dan ulama’ Hadits lainnya. Ketika sedang membacakan Hadits di hadapan murid-muridnya, Ad-Dakhili berkata: ‘Sufyan meriwayatkan dari Abu Zubair dari Ibrahim.’ Maka aku menyelanya; ‘Sesungguhnya Abu Zubair tidak meriwayatkan dari Ibrahim.’ Tapi dia menghardikku, lalu aku berkata kepadanya: ‘Kembalikanlah kepada sumber aslinya, jika Anda punya.’ Kemudian dia pun masuk dan melihat kitabnya lantas kembali dan berkata: ‘Bagaimana kamu bisa tahu wahai anak muda?’ Aku menjawab: ‘Dia adalah Az-Zubair. Nama aslinya Ibnu ‘Adi yang meriwayatkan Hadits dari Ibrahim.’ Kemudian dia pun mengambil pena dan membetulkan catatannya. Dan dia pun berkata kepadaku: ‘Kamu benar.’
    Muhammad bin Abi Hatim bertanya lagi kepada Bukhari: “Ketika kamu membantahnya, berapa umurmu?” Bukhari menjawab: “Sebelas tahun.”
    Hasyid bin Isma’il menuturkan: “Bahwasanya Bukhari selalu ikut bersama kami mondar-mandir menghadiri para masayikh Bashrah, dan saat itu dia masih anak kecil. Tetapi dia tidak pernah menulis (pelajaran yang dia simak), sehingga hal itu berlalu beberapa hari. Setelah berlalu 6 hari, kamipun mencelanya. Maka dia menjawab semua celaan kami: ‘Kalian telah banyak mencelaku, maka tunjukkanlah kepadaku Hadits-hadits yang telah kalian tulis.’ Maka kami pun mengeluarkan catatan-catatan Hadits kami. Tetapi dia menambahkan Hadits yang lain lagi sebanyak 15.000 Hadits. Dan dia membaca semua Hadits-Hadits tersebut dengan hafalannya di luar kepala. Maka akhirnya kami mengklarifikasi catatan-catatan kami dengan berpedoman kepada hafalannya.”

Permulaan dalam menuntut ilmu

    Aktifitas beliau dalam menuntut ilmu dimulai semenjak sebelum menginjak masa baligh, dan hal itu ditunjang dengan peninggalan orang tuanya berupa harta. Beliau berkata: “Aku menghabiskan setiap bulan sebanyak 500 dirham, yang aku gunakan untuk pembiaan menuntut ilmu, dan apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik dan lebih eksis.”
    Dia bergegas mendatangi majelis-majelis ilmu, ketika dia sudah menghafal Al-Qur’an dan menghafal beberapa karya tulis para ulama’, dan karya tulis yang pertama-tama beliau hafal adalah kitab karya Abdullah bin Al-Mubarak, kitab Waki’ bin Al-Jarrah dalam masalah Sunan dan Zuhud, dan yang lainnya. Beliau juga tidak meninggalkan disiplin ilmu dalam masalah fikih dan pendapat.

Rihlah beliau
    Rihlah dalam rangka menuntut ilmu merupakan bagian yang sangat mencolok dan sifat yang paling menonjol dari tabiat para Ahlul Hadits, karena posisi Bukhari dalam masalah ilmu ini merupakan satu kesatuan pada diri seorang Ahlul Hadits, maka dia pun mengikuti sunnah para pendahulunya dan dia pun meniti jalan mereka.
    Dia tidak puas dengan hanya menyimak Hadits dari penduduk negerinya, sehingga tidak terelakkan lagi bagi dirinya untuk mengadakan rihlah (perjalanan) dalam rangka menuntut ilmu, dia berkeliling ke negeri-negeri Islam. Dan pertama kali dia mengadakan rihlah adalah pada tahun 210 H., yaitu ketika umurnya menginjak 16 tahun, pada tahun kepergiannya menunaikan ibadah haji bersama sang ibundanya dan kakaknya.
    Negeri-negeri yang pernah beliau masuki adalah sebagai berikut:
1.    Khurasan dan daerah yang bertetangga dengannya
2.    Bashrah
3.    Kufah
4.    Baghdad
5.    Hijaz (Makkah dan Madinah)
6.    Syam
7.    Al-Jazirah (kota-kota yang terletak di sekitar sungai Tigris dan Eufrat)
8.    Mesir.
    Bukhari menuturkan tentang rihlah ilmiah yang dia jalani: ‘Aku memasuki Syam, Mesir, dan Al-Jazirah sebanyak 2 kali, ke Bashrah sebanyak 4 kali, dan aku tinggal di Hijaz beberapa tahun, dan aku tidak bisa menghitung berapa kali aku memasuki kawasan Kufah dan Baghdad bersama para muhadditsin.

Guru-guru beliau
    Imam Bukhari berjumpa dengan sekelompk kalangan atba’ut tabi’in muda, dan beliau meriwayatkan Hadits dari mereka, sebagaimana beliau juga meriwayatkan dengan jumlah yang sangat besar dari kalangan selain mereka. Dalam masalah ini beliau bertutur: “Aku telah mencatat dari sekitar 1.080 orang yang semuanya dari kalangan ahlul Hadits.”

Guru-guru imam Bukhari terkemuka yang dari mereka beliau telah meriwayatkan Hadits:
1.    Abu ‘Ashim An-Nabil
2.    Makki bin Ibrahim
3.    Muhammad bin ‘Isa bin Ath-Thabba’
4.    Ubaidullah bin Musa
5.    Muhammad bin Salam Al-Baikandi
6.    Ahmad bin Hambal
7.    Ishaq bin Manshur
8.    Khallad bin Yahya bin Shafwan
9.    Ayyub bin Sulaiman bin Bilal
10.  Ahmad bin Isykab
11.  Dan masih banyak lagi

Murid-murid beliau

    Al-Hafidz Shalih Jazzarah berkata: “Muhammad bin Isma’il duduk mengajar di Baghdad, dan aku memintanya untuk mendiktekan (Hadits) kepadaku, maka berkerumunlah orang-orang kepadanya lebih dari 20.000 orang.”
    Maka tidaklah mengherankan kalau pengaruh dari majelisnya tersebut menciptakan kelompok tokoh-tokoh yang cerdas yang meniti manhaj. Di antara mereka itu adalah:
1.    Al-Imam Abu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj An-Naisaburi (204-261 H.), penulis kitab Shahih Muslim yang terkenal.
2.    Al-Imam Abu ‘Isa At-Tirmizi (210-279 H.), penulis kitab Sunan At-Tirmidzi yang terkenal.
3.    Al-Imam Shalih bin Muhammad (205-293 H.).
4.    Al-Imam Abu Bakr bin Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah (223-311 H.), penulis kitab Shahih Ibnu Khuzaimah.
5.    Al-Imam Abu Al-Fadhl Ahmad bin Salamah An-Naisaburi (286 H.), teman dekat Imam Muslim, dan dia juga memiliki kitab Shahih seperti kitab Imam Muslim.
6.    Al-Imam Muhammad bin Nashr Al-Marwazi (202-294 H.).
7.    Al-Hafizh Abu Bakr bin Abi Dawud Sulaiman bin Al Asy’ats (230-316 H.).
8.    Al-Hafizh Abu Al-Qasim Abdullah bin Muhammad bin Abdul ‘Aziz Al-Baghawi (214-317 H.).
9.    Al-Hafizh Abu Al-Qadli Abu Abdillah Al-Husain bin Isma’il Al-Mahamili (235-330 H.).
10.    Al-Imam Abu Ishaq Ibrahim bin Ma’qil Al-Nasafi (290 H.).
11. Al-Imam Abu Muhammad Hammad bin Syakir Al-Nasawi (311 H.).
12. Al-Imam Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf bin Mathar Al-Firabri (231-320 H.).

Karakter imam Bukhari

    Meskipun Imam Bukhari sibuk dengan menuntut ilmu dan menyebarkannya, tetapi beliau merupakan individu yang mengamalkan ilmu yang dimilikinya, menegakkan ketaatan kepada Rabbnya, terpancar pada dirinya ciri-ciri seorang wali yang terpilih dan orang shalih serta berbakti, yang dapat menciptakan karismatik di dalam hati dan kedudukan yang mempesona di dalam jiwa. Dia merupakan pribadi yang banyak mengerjakan shalat, khusu’ dan banyak membaca al Qur`an.
    Muhammad bin Abi Hatim menuturkan: “Dia selalu melaksanakan shalat di waktu sahur sebanyak 13 raka’at, dan menutupnya dengan melaksanakan shalat witir 1 raka’at.”
    Yang lainnya menuturkan: “Apabila tiba malam pertama bulan Ramadhan, murid-murid Imam Bukhari berkumpul kepadanya, maka dia pun meminpin shalat mereka. Di setiap raka’at beliau membaca 20 ayat, amalan ini beliau lakukan sampai dapat mengkhatamkan Al-Qur’an.”
    Beliau adalah sosok yang gemar menafkahkan hartanya, banyak berbuat baik, sangat dermawan, tawadhu’ dan wara’.
“Testimoni” para ulama’ tentang beliau
    Sangat banyak sekali para ulama yang memberikan kesaksian atas keilmuan Imam Bukhari, diantara mereka ada yang dari kalangan guru-gurunya dan teman-teman seperiode dengannya. Adapun periode setelah meninggalnya Bukhari sampai saat ini, kedudukan Imam Bukhari selalu bersemayam di dalam relung hati kaum muslimin, baik yang berkecimpung dalam masalah Hadits, bahkan dari kalangan awwam kaum muslimin sekali pun memberikan persaksian atas keagungan beliau.
    Di antara para tokoh ulama’ yang memberikan kesaksian tentang diri beliau adalah:
1.    Abu Bakar ibnu Khuzaimah telah memberikan kesaksian tentang Imam Bukhari dengan mengatakan: “Di kolong langit ini tidak ada orang yang lebih mengetahui Hadits daripada Muhammad bin Isma’il.”
2.    ‘Abdan bin ‘Utsman Al-Marwazi berkata: “Aku tidak pernah melihat dengan kedua mataku, seorang pemuda yang lebih mendapat bashirah daripada pemuda ini.” Saat itu telunjuknya diarahkan kepada Bukhari.
3.    Qutaibah bin Sa’id menuturkan: “Aku duduk bermajelis dengan para ahli fikih, orang-orang zuhud dan ahli ibadah, tetapi aku tidak pernah melihat, semenjak aku dapat mencerna ilmu, orang yang seperti Muhammad bin Isma’il. Dia adalah sosok pada zamannya seperti ‘Umar di kalangan para sahabat.” Dia berkata pula: “Kalau seandainya Muhammad bin Isma’il adalah seorang sahabat maka dia merupakan ayat.”
4.    Ahmad bin Hambal berkata: “Khurasan tidak pernah melahirkan orang lain yang sekaliber Muhammad bin Isma’il.”
5.    Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Ibnu Numair menuturkan: “Kami tidak pernah melihat orang yang seperti Muhammad bin Ism’ail.”
6.    Bandar berkata: “Belum ada seorang lelaki yang memasuki Bashrah lebih mengetahui terhadap Hadits dari saudara kami Abu Abdillah.”
7.     Abu Hatim Ar-Razi berkata: “Khurasan belum pernah melahirkan seorang putra yang hafal Hadits melebihi Muhammad bin Isma’il, juga belum pernah ada orang yang pergi dari kota tersebut menuju Irak yang melebihi kealimannya.”
8.    Muslim (penyusun kitab Sahih) berkata ketika Bukhari menyingkap satu cacat Hadits yang tidak di ketahuinya: “Biarkan saya mencium kedua kaki Anda, wahai gurunya para guru dan pemimpin para Ahli Hadits, serta dokter dalam masalah illat Hadits.”
9.    Al-Hafiz Ibnu Hajar menyatakan: “Andaikan pintu pujian dan sanjungan kepada Bukhari masih terbuka bagi generasi sesudahnya, tentu habislah semua kertas dan nafas. Ia bagaikan lautan tak bertepi.”

Hasil karya beliau
Di antara hasil karya Imam Bukhari adalah:
*    Al-Jami’ As-Sahih (Sahih Bukhari)
*    Al-Adab Al-Mufrad
*    At-Tarikh Ash-Shaghir
*    At-Tarikh Al-Ausath
*    At-Tarikh Al-Kabir
*    At-Tafsir Al-Kabir
*    Al-Musnad Al-Kabir
*    Kitab Al-‘Ilal
*    Raf’ul Yadain fi Ash-Shalah
*    Birr Al-Walidain
*    Kitab Al-Asyribah
*    Al-Qira`ah Khalfa Al-Imam
*    Kitab Al-Dlu’afa
*    Usami Ash-Shahabah
*    Kitab Al-Kuna
*    Al-Wihdan
*    Al-Fawa`id
*    Qadlaya Ash Shahabah wa At-Tabi’in
*    Masyiikhah.


Wafat Beliau
Suatu ketika Imam Bukhari pergi menuju Samarkand. Setibanya di Khartand, sebuah desa kecil sebelum Samarkand, beliau singgah untuk mengunjungi beberapa familinya. Namun di sana beliau jatuh sakit selama beberapa hari. Dan Akhirnya beliau meninggal pada hari Sabtu tanggal 31 Agustus 870 M. (256 H.) pada malam Idul Fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari. Beliau dimakamkan selepas Shalat Zhuhur pada Hari Raya Idul Fitri. Semoga Allah selalu merahmati beliau dan ridla kepada beliau.

Biografi Imam Hadits lainnya
dapat Anda simak di dalam CD

Rabu, 24 November 2010

PRODUK LAIN 01

Produk kami lainnya: TAFSIR QUR'AN PER KATA (ingat, bukan sekedar TERJEMAH PER KATA, tapi TAFSIR PER KATA). Lebih jelasnya silahkan klik di link ini: http://cdensiklopedihadits.blogspot.com

Jumat, 05 November 2010

PENTINGNYA MEMPELAJARI HADITS (artikel lepas 2)

Inti ajaran Islam dibangun di atas dua pondasi: Al-Qur’an dan As-Sunnah. Keduanya memiliki kaitan yang sangat erat. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang tidak bisa diartikan dengan benar dan tepat tanpa bantuan keterangan dari Sunnah Nabi Saw.. Salah satu contoh adalah tentang tata cara shalat yang tidak mungkin dipraktekkan tanpa bantuan dari Sunnah Nabi. Karena Al-Qur’an sendiri tidak menyebutkan tata cara shalat itu dan Al-Qur’an hanya menegaskan perintah shalat saja.

Karena pentingnya pengetahuan tentang Hadist ini, Imam Abu Hanifah pernah berujar: “Tanpa Sunnah tak seorangpun dari kita yang dapat memahami Al-Qur’an.”

Mempelajari Hadits Nabi saw. mempunyai keistimewaan tersendiri sebagaimana dijanjikan oleh Rasulullah saw. dalam Haditsnya bahwa orang yang mempelajari dan menghafal Hadits-hadits beliau akan dianugerahi oleh Allah swt. wajah yang bercahaya, penuh dengan pancaran nur keimanan yang menandakan ketenangan hati dan keteduhan batin. Sabda beliau saw.:
“Semoga Allah menjadikan berseri-seri wajah orang yang mendengarkan sabdaku lalu memahaminya dan menghafalnya kemudian menyampaikannya, karena boleh jadi orang yang mendengarkan akan menyampaikan kepada yang lebih paham darinya.” (HR. Ashabus Sunan)

Apa Yang Diraih Pelajar Hadist??

# Wajahnya Berseri-Seri
Rasulullah saw. bersabda:
“Semoga Allah menjadikan berseri-seri wajah orang yang mendengarkan sabdaku lalu memahaminya dan menghafalnya kemudian menyampaikannya, karena boleh jadi orang yang mendengarkan akan menyampaikan kepada yang lebih paham darinya.” (HR. Ashabus Sunan)
Sufyan bin ‘Uyainah (pemuka Hadist di awal Islam) pernah berkata: “Tidak seorang pun yang menuntut/mempelajari Hadits kecuali wajahnya cerah/ berseri-seri disebabkan do’a dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

# Banyak bershalawat kepada Nabi
Penuntut Ilmu Hadist merupakan orang yang paling banyak bershalawat kepada Nabi saw.. Sementara Rasulullah saw. bersabda:
“Barang siapa yang bershalawat kepadaku 1 kali maka Allah bershalawat (melimpahkan rahmat dan ampunan) kepadanya 10 kali.”
Bershalawat setelah mendengar atau membaca tulisan Muhammad merupakan salah satu bentuk kesunnahan. Dan para penuntut ilmu Hadist pastinya akan banyak membaca shalawat ketika mendengar atau membaca sebuah Hadist dan ini dilakukan setiap waktu dan lidahnya senantiasa basah dengan shalawat. Shidiq Hasan Khan (salah seorang pemuka Hadist kontemporer) pernah mengatakan: “Para penuntut ilmu Hadist ini adalah orang yang paling pantas bersama Rasulullah saw. di hari kiamat, dan merekalah yang paling berbahagia mendapatkan syafa’at Rasulullah Saw.... maka hendaknya anda wahai pencari kebaikan dan penuntut keselamatan menjadi Ahli Hadits atau yang berusaha untuk itu.”

# Mendapatkan Berkah Dunia Akhirat
Sufyan Ats-Tsaury berkata: “Saya tidak mengetahui amalan yang lebih utama di muka bumi ini daripada mempelajari Hadist bagi yang dengannya menginginkan wajah Allah Ta’ala.” Ia menambahkan pula: “Mendengarkan atau mempelajari Hadist merupakan kebanggaan bagi yang dengannya menginginkan dunia dan merupakan petunjuk bagi yang dengannya menginginkan akhirat.”


Besar Sekali Pahala Bepergian Untuk Belajar Hadist
Seorang muslim yang bepergian hanya untuk belajar atau mendengarkan Hadist, baik di pesantren, di majelis taklim atau di tempat yang lainnya akan mendapatkan pahala besar di sisi Allah swt.. Ilmu Hadist seperti ilmu Islam lainnya wajib dipelajari seperti keharusan seorang muslim belajar matematika, biologi atau ilmu pengetahuan dasar lainnya.

Allah swt. berfirman:
“Tidak sepatutnya bagi orang-orang mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan dari mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. At-Taubah [9]:122)

Ibrahim bin Adham berkata: “Sesungguhnya Allah azza wa jalla mencegah bala’ (bencana) pada ummat ini disebabkan rihlah yang dilakukan oleh para penuntut ilmu Hadits.”

(sumber: http://budikolonjono.blogspot.com/2010/03/pentingnya-mempelajari-hadist.html dengan editing seperlunya)

TAMPILAN AWAL DI MONITOR (VERSI LAMA)

DISKRIPSI

Ensiklopedi Hadits - Kitab 9 Imam (Kutubut Tis’ah) +Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Kitab 9 Imam merupakan program komputer berbasis Windows, Macintosh, Linux yang berisi 60 ribu lebih Hadits dari kitab-kitab Hadits yang disusun oleh 9 Imam Hadits terkemuka. Yang diterbitkan oleh LIDWA PUSAKA (Lembaga Ilmu dan Dakwah serta Publikasi Sarana Keagamaan)-Jakarta.
Selain menyediakan teks Arab, program ini juga menyediakan terjemahan Indonesia dari seluruh Hadits yang ada, dengan fasilitas pencarian dan penyalinan teks. Terdapat juga indeks Hadits serta fasilitas pengelompokan Hadits berdasarkan kategori untuk mempermudah penelusuran Hadits.
Dilengkapi juga dengan data perawi Hadits serta sanad (jalan sampainya Hadits) sehingga bisa langsung terlihat derajat Hadits tersebut, apakah shahih atau di bawahnya. Ditambah lagi dengan fasilitas komparasi Hadits serta data Hadits-hadits pendukung (takhrij). Untuk lebih mengenal para Imam Hadits, disediakan juga biografi 9 Imam Hadits tersebut. Juga Ilmu Hadits yang ringkas dan mudah untuk difahami. Bagi yang belum terbiasa menggunakan keyboard Arabic, tersedia juga fasilitas On-Screen Keyboard for Arabic untuk mempermudah pengetikan teks Arab.
Di samping kemudahan mencari suatu hadits berdasarkan nomor urut dalam suatu kitab masing-masing, Anda pun dapat mencari kata yang mungkin anda ingat dalam suatu Hadits.
Yang terpenting tentu saja derajat keshahihan suatu Hadits. Untuk hal ini Anda dapat menemukannya dengan melihat pada menu perawi. Dari sini Anda dapat mengetahui kedudukan seorang perawi, apakah tsiqah atau kadzdzab berdasarkan komentar para ulama terpercaya (al-jarh wat ta’dil). Lebih menarik lagi kami menyuguhkannya dengan aneka warna berbeda untuk setiap perbedaan derajat dimaksud.

Contents:

  • Lebih dari 60.000 Hadits disertai data yang lengkap
  • 9 pilihan kitab Imam Hadits yang tersohor
  • Data perawi Hadits
  • Sanad / jalan sampainya Hadits
  • Data Hadits pendukung (Takhrij) & Komparasi Hadits
  • Ilmu Hadits ringkas dan mudah

Plus:

  • Indeks Hadits
  • Kumpulan Hadits berdasarkan kategori
  • Komparasi Hadits
  • Pencarian & Penyalinan Teks Arab dan Indonesia
  • Biografi 9 Imam Hadits
  • Daftar Rawi
Spesifikasi minimum: 
Macintosh:
* Intel Core Duo processor
* Mac OS X v10.4.9
* RAM 512 MB (1 GB recommended)
Linux:
* Intel Pentium 4 processor (Core Duo recommended)
* Fedora Core 12, Ubuntu 9.10, atau open SUSE 11.2
* RAM 1 GB
Windows:
* Intel Pentium 4; 2.0 GHz processor (Core Duo recommended)
* Microsoft Windows XP, Windows Vista, atau Windows 7
* RAM 512 MB (1 GB recommended)

PERTANYAAN UMUM

Sebelumnya, kami ucapkan Jazakumullah untuk para user yang telah menggunakan software Hadits Kitab 9 Imam kami ini. Berikut kami berikan tuntunan bila Anda menghadapi masalah-masalah dalam menginstal softaware kami di komputer atau laptop Anda:
  1. Sebelum menginstal, sebaiknya pastikan komputer Anda dalam keadaan baik dan tidak menggunakan program anti-instal seperti freez.
  2. Software Hadits Kitab 9 Imam hanya bisa diinstal pada satu komputer. Bila ingin menginstal di komputer lain, silahkan untuk membelinya lagi.
  3. Untuk melakukan registrasi via sms, sebaiknya menggunakan no hp yang GSM. Karena server kami lebih available dengan GSM. Tapi, registrasi juga dapat menggunakan no hp CDMA.
  4. Nomor hp yang telah digunakan untuk registrasi tidak dapat digunakan kembali untuk registrasi yang kedua kali. Bila Anda ingin menginstal CD Hadits Kitab 9 Imam yang baru silahkan menggunakan nomor hp yang lain.
  5. Dan yang perlu diingat, sebelum melakukan instalasi atau registrasi via sms. Sangat dianjurkan untuk membaca Panduan Cara Menginstal terlebih dahulu. Panduan ini ada dalam CD Hadits Kitab 9 Imam. Dan siapkan selembar kertas untuk mencatat data-data yang akan Anda terima dari server kami.
  6. Banyak user yang gagal memasukkan key registrasi dengan laporan “Key Registrasi yang Anda masukkan Invalid”. Tidak perlu khawatir, ini biasanya disebabkan oleh kesalahan memasukkan data pada kotak “Informasi User”. Klik tombol “Mundur” dan cek kembali apakah data yang Anda masukkan sudah benar atau belum.
  7. Ketika mengirim “key autentication’, perhatikan format sms nya apakah sudah benar atau belum. Karena kesalahan format sms atau pengetikan nomor “key autenthication” akan menghasilkan nomor “key aktivasi” yang salah.
  8. Bila tahap instalasi telah berhasil, mungkin beberapa user bingung mengapa tampilan software Hadits Kitab 9 Imam tidak bisa keluar (blank) pada browser Mozila. Jangan bingung dan panik, karena itu hanya disebabkan oleh seting/pengaturan Mozilanya saja. Klik menu “File” yang ada di sudut kiri atas, lalu klik submenu “Work Offline”. Setelah itu, buka kembali software Hadits Kitab 9 Imam.
  9. Bila Anda masih mengalami gangguan pada tampilan software tersebut, kami sarankan untuk restart komputer Anda. Bila masih belum berhasil juga, kami sarankan untuk menginstal ulang kembali dengan data-data yang ada (nama, alamat, no hp, serial number, key registrasi, key autentikasi, dan key aktivasi).

CARA INSTALL


1. Masukkan CD Ensiklopedi Hadist ke dalam mesin pembaca CD (CD-Room). Kemudian buka program Explorer dan lihat isi cd tersebut.
2. Kemudian klik dua kali setup.exe maka akan muncul kotak instalasi program Hadist 9 Imam 1.2. Kemudian klik tombol Lanjut.
3. Isi data yang diminta pada kotak Informasi User dengan benar. Angka paling depan no hp (angka 0) diganti dengan kode 62. Masukkan juga serial number yang tertulis pada cd.
Ingat Juga !!! Serial Number yang dimasukkan hanya no serial number seperti yang terdapat pada kemasan CD. Jangan ditambahkan huruf SN didepannya.

Kemudian klik tombol Lanjut, maka akan muncul kotak ”Kirim Serial Number”.
4. Kemudian kirim serial number via sms ke 0812 88 99 83 99 dengan format;
SN (spasi) nomor_serial
Contoh * : SN ghrt6547ythr atau SN GHRT6547YTHR
*serial number (12 karakter) bisa dengan huruf BESAR atau kecil.

Kemudian klik tombol Lanjut, maka akan muncul kotak ”Input Key Registrasi”.
5. Setelah itu anda akan mendapat balasan berupa Registrasi Key. Masukan no registrasi tersebut pada kotak ”Input Key Registrasi”.

Kemudian klik tombol Lanjut, maka akan muncul kotak ”Kirim Authentication Key”.
6. Kirim authentication key yang ada pada kotak Authentication ke no 0812 88 99 83 99 dengan format;
AUTH (spasi) key_autentikasi
Contoh * : AUTH 1234abdc5678 atau AUTH 1234ABCD5678
*KeyAutentikasi (12 karakter) bisa dengan huruf BESAR atau kecil.

Kemudian klik tombol Lanjut, maka akan muncul kotak ”Input Key Aktivasi”.
7. Setelah itu anda akan mendapat balasan berupa no Key Aktivasi. Masukan key aktivasi tersebut pada kotak ”Input Activation Key”.

Kemudian klik tombol Lanjut, maka akan muncul kotak ”Pilih Lokasi Instalasi”.
8. Kemudian klik tombol Instal, maka program akan diinstal dengan otomatis. Tunggu sampai keluar kotak yang ada tombol Finish.

9. Klik tombol Finish, maka program berhasil diinstal dan siap dijalankan.